Selasa, 28 Januari 2020

Mengetahui Pola Perilaku Si Umur Dini Berdasarkan Hurlock



Si-buah hati pada masa permulaan atau buah hati umur dini umumnya mengoptimalkan format-format tingkah laku sosial lewat kekerabatan dan pergaulan sosial bagus dengan ayah dan bunda, member keluarga, orang dewasa lainnya ataupun sahabat bermainnya. Pola-pola perilaku buah hati hal yang demikian berdasarkan Hurlock (1998) terbagi dua ialah pola perilaku sosial dan pola perilaku yang tak sosial. Pola perilaku sosial hal yang demikian bisa dirinci sebagai berikut:

1. Kerja sama

Sejumlah kecil buah hati belajar bermain atau berprofesi sama dengan buah hati lain hingga mereka berumur 4 tahun. Kian banyak peluang yang mereka miliki untuk melaksanakan sesuatu bersama-sama, kian kencang mereka belajar menjalankannya dengan sistem berprofesi sama.

2. Kompetisi

Sekiranya kompetisi adalah dorongan bagi buah hati-buah hati untuk berupaya sebaik-bagusnya, hal itu akan menambah sosialisasi mereka. Sekiranya hal itu diekspresikan dalam perkelahian dan keangkuhan, akan menyebabkan timbulnya sosialisasi yang buruk.

3. Kemurahan hati

Kemurahan hari sebagaimana tampak pada kesediaan untuk berbagi sesuatu dengan buah hati lain, meningkat dan sikap mementingkan diri sendiri kian berkurang sesudah buah hati belajar bahwa kemurahan hati mewujudkan penerimaan sosial

4. Simpati

Si kecil tak sanggup bertingkah simpatik hingga mereka pernah mengalami keadaan yang mirip dengan dukacita. Mereka mengekspresikan simpati dengan berupaya membantu ataumenghibur seseorang yang sedang bersedih.

5. Empati

Empati kesanggupan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan menghayati pengalaman orang hal yang demikian. Tersebut ini cuma berkembang sekiranya buah hati bisa memahami ekspresi wajah atau maksud diskusi orang lain.

6. Ketergantungan

Ketergantungan kepada orang lain dalam hal bantuan, perhatian, dan beri sayang menyokong buah hati untuk bertingkah dalam sistem yang diterima secara sosial. Si berjiwa bebas kekurangan semangat ini.

7.  Sikap ramah

Si kecil menampakkan sikap ramah lewat kesediaan melaksanakan sesuatu untuk atau bersama buah hati/orang lain dan dengan mengekspresikan beri sayang terhadap mereka.

8. Sikap tak mementingkan diri sendiri

Si yang memiliki peluang dan memperoleh dorongan untuk membagi apa yang mereka milliki dan yang tak terus-menerus menjadi sentra perhatian keluarga, belajar memikirkan orang lain dan bertingkah untuk orang lain dan bukannya cuma memfokuskan perhatian pada kepentingan dan milik mereka sendiri.

9. Mencontoh

Mencontoh seseorang yang diterima bagus oleh golongan sosial, buah hati-buah hati mengoptimalkan sifat yang menambah penerimaan golongan kepada diri mereka.

10. Perilaku kelekatan

Landasan yang diletakkan pada masa bayi, ialah tatkala bayi mengoptimalkan suatu kelekatan yang hangat dan penuh cinta beri terhadap ibu atau substitusi ibu, buah hati kecil mengalihkan pola perilaku ini terhadap buah hati/orang lain dan belajar membina pertemanan dengan mereka.

Walaupun sebaliknya, pola perilaku buah hati umur dini yang tak sosial ialah sebagai berikut:

1. Negativisme

Neativisme ialah konfrontasi kepada tekanan dari pihak lain untuk bertingkah tertentu. Lazimnya hal itu diawali pada umur dua tahun dan menempuh puncaknya antara usia 3 dan 6 tahun. Ekspresi fisiknya mirip dengan ledakan kemarahan, tapi secara setahap demi setahap diganti dengan penolakan verbal untuk menuruti instruksi.

2. Agresi

Agresi ialah perbuatan permusuhan yang kongkret atau ancaman permusuhan, umumnya tak dimunculkan oleh orang lain. Si-buah hati mungkin mengekspresikan sikap agresif mereka berupa penyerangan secara lahiriah atau verbal kepada buah hati lain, biasanyaterhadap buah hati yang lebih kecil.

3. Perkelahian

Perkelahian adalah konflik anggapan yang mengandung kemarahan yang lazimnya diawali seandainya seseorang melaksanakan penyerangan yang tak berdalih. Perkelahian berbeda dari agresi; pertama sebab perkelahian melibatkan dua orang atau lebih padahal agresi adalah perbuatan individu, dan kedua sebab salah seorang yang terlibat di dalam peterngkaran memainkan peran bertahan padahal dalam agresi peran senantiasa agresif.

4. Mengejek atau menggertak

Mengejek adalah serangan secara verbal kepada orang lain, tapi menggertak adalah serangan yang bersifat lahiriah.

5. Perilaku yang sok kuasa

Perilaku sok kuasa ialah kecenderungan untuk mendominasi orang lain atau menjadi ”majikan”. Sekiranya dibimbing secara ideal hal ini bisa menjadi sifat kepemimpinan.

6. Egosentrisme

Hampir seluruh buah hati kecil bersifat egosentrik dalam arti bahwa mereka cenderung berdaya upaya dan berdiskusi seputar diri mereka sendiri. Apakah kecenderungan ini akan sirna, menetap atau berkembang kian kuat, beberapa bertumpu padakesadaran buah hati bahwa hal itu membikin mereka tak popular dan beberapa lagi bertumpu pada kuat lemahnya kemauan mereka untuk menjadi populer.

7. Prasangka

Landasan prasangka terwujud pada masa kanak-kanak permulaan ialah tatkala buah hati menyadari bahwa beberapa orang berbeda dari mereka dalam hal penampilan dan perilaku dan bahwa perbedaan ini oleh golongan sosial dianggap sebagai pedoman kerendahan.

8. Antagonisme variasi kelamin

Dikala masa kanak-kanak usai, banyak buah hati laki-laki ditekan oleh keluarga laki-laki dan sahabat sepermainan untuk menghindari pergaulan dengan buah hati perempuan atau memainkan “permainan buah hati perempuan”. Mereka juga mengenal bahwa golongan sosial mengamati laki-laki lebih tingga derajatnya ketimbang perempuan. Padahal demikian, pada usia ini buah hati laki-laki tidakmelakukan pembedaan kepada buah hati perempuan, tapi menghindari mereka dan menghindari kesibukan yang dianggap sebagai kesibukan buah hati perempuan.

Beberapa dari format perilaku sosial yang berkembang pada masa kanak-kanak adalah landasan yang diletakkan pada masa bayi, tapi banyak juga diantaranya yang adalah landasan baru yang dibina oleh kekerabatan sosial dengan sahabat sepermainan di luar rumah dan hal-hal yang ditonton dari layar kaca, maupun buku komik (Berns, 2004).

Peningkatan perilaku sosial cenderung paling menyolok pada masa kanak-kanak permulaan. Tersebut ini disebabkan oleh pengalaman sosial yang kian bertambah dan buah hati-buah hati mempelajari pandangan pihak lain kepada perilaku mereka dan bagaimana pandangan hal yang demikian memberi pengaruh tingkat penerimaan dari golongan sahabat sepermainan (Hurlock, 1998).

Terlebih uraian pola perilaku buah hati berdasarkan Hurlock di atas, bisa diambil ikhtisar bahwa masa kanak-kanak permulaan (buah hati umur dini) adalah masa yang benar-benar penting dalam mempertimbangkan perkembangan sosialisasi buah hati di kemudian hari sehingga benar-benar perlu dipandang.  perkembangan sosialnya supaya buah hati bisa berkembang menjadi buah hati-buah hati yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan masyarakatnya sebab pada masa kanak-kanak permulaan peningkatan perilaku sosial benar-benar penting dan mempertimbangkan bagaimana pola perilaku sosial buah hati di tahap selanjutnya.

Senin, 27 Januari 2020

Berapakah Umur Tepat Hati Masuk PAUD? Nih Penjelasan Lengkapnya!



Pengajaran merupakan suatu hal yang sungguh-sungguh penting untuk diberi terhadap buah hati. Untuk menghasilkan generasi yang cerdas dan bermutu karenanya penting sekali bagi orang tua untuk memberikan pengajaran terbaik bagi buah hati-si kecilnya sedini mungkin. Tetapi tak melupakan pentingnya umur tepat buah hati masuk PAUD.



Perkembangan otak buah hati umur dini mesti dikembangkan sebaik mungkin. Perlu dikenal bahwa pada umur dini, perkembangan otak buah hati justru sedang berlangsung semacam itu pesat dan orang tua mesti menunjang pengerjaan ini supaya kecerdasan buah hati dapat terwujud optimal.

Tahapan pengajaran buah hati umur dini dikala ini diketahui dengan nama PAUD. PAUD atau pengajaran buah hati umur dini ialah tahapan pengajaran sebelum TK. Dengan meniru program PAUD ini karenanya buah hati-buah hati dapat lebih mempersiapkan diri untuk menjalani pengajaran di tahapan TK yang tentunya akan kian rumit.

Umur Pas untuk Masuk PAUD



Memasukkan buah hati ke program PAUD memang penting. Dengan masuk PAUD karenanya buah hati dapat jauh lebih siap saat mereka mesti masuk TK. Melainkan, orang tua juga tak boleh asal memasukkan buah hati ke program PAUD. Salah satu hal yang mesti dipertimbangkan sebelum memasukkan buah hati ke PAUD merupakan problem umur.

Hati umur dini sungguh-sungguh rentan kepada beraneka jenis hal. Mereka akan gampang tertekan bila diberi usulan yang belum cocok dengan usianya. Sebab itulah, orang tua mesti mempunyai pengetahuan mengenai umur tepat buah hati masuk PAUD.

Kapan hakekatnya waktu yang pas bagi buah hati untuk masuk PAUD? Umur tepat buah hati masuk PAUD merupakan berkisar antara umur 2 atau 3 tahun. Pada umur ini buah hati dievaluasi telah siap untuk mendapatkan pengajaran dan bersosialisasi dengan sahabat-sahabat di sekolah PAUD. Umur ini juga dievaluasi dikala yang pas untuk menyusun emosional buah hati.



Memperhatikan Kesiapan Hati

Walaupun buah hati telah menjelang umur 2 hingga 3 tahun tetapi bukan berarti orang tua dapat lantas memasukkan buah hati mereka ke program PAUD. Orang tua mesti memperhatikan bagaimana kesiapan buah hati mereka. Apakah memang buah hati telah siap untuk mendapatkan pengajaran di PAUD?

Tiap-tiap buah hati mempunyai status pertumbuhan dan perkembangan yang tak sama. Tiap-tiap buah hati memperlihatkan kesiapan yang berbeda-beda di tiap tahap umur mereka. Oleh sebab itu, orang tua konsisten mesti melihat bagaimana situasi buah hati mereka secara individu.

Observasi bagaimana sikap buah hati apakah dia memang telah siap untuk bersosialisasi dengan orang lain seperti guru dan sahabat-sahabatnya di sekolah nanti? Observasi juga apakah buah hati memang telah siap untuk mendapatkan ilmu dari orang lain.

Jikalau buah hati belum siap, karenanya sebaiknya orang tua menunda memasukkan buah hati ke program PAUD. Jikalau buah hati belum siap karenanya dia akan gampang merasa tertekan dengan kesibukan barunya di sekolah. Hal ini dapat berpengaruh buruk pada situasi psikologisnya dan dapat menghalangi perkembangannya.