Si-buah hati pada masa permulaan
atau buah hati umur dini umumnya mengoptimalkan format-format tingkah laku
sosial lewat kekerabatan dan pergaulan sosial bagus dengan ayah dan bunda,
member keluarga, orang dewasa lainnya ataupun sahabat bermainnya. Pola-pola
perilaku buah hati hal yang demikian berdasarkan Hurlock (1998) terbagi dua
ialah pola perilaku sosial dan pola perilaku yang tak sosial. Pola perilaku
sosial hal yang demikian bisa dirinci sebagai berikut:
1. Kerja sama
Sejumlah kecil buah hati belajar
bermain atau berprofesi sama dengan buah hati lain hingga mereka berumur 4
tahun. Kian banyak peluang yang mereka miliki untuk melaksanakan sesuatu
bersama-sama, kian kencang mereka belajar menjalankannya dengan sistem
berprofesi sama.
2. Kompetisi
Sekiranya kompetisi adalah
dorongan bagi buah hati-buah hati untuk berupaya sebaik-bagusnya, hal itu akan
menambah sosialisasi mereka. Sekiranya hal itu diekspresikan dalam perkelahian
dan keangkuhan, akan menyebabkan timbulnya sosialisasi yang buruk.
3. Kemurahan hati
Kemurahan hari sebagaimana tampak
pada kesediaan untuk berbagi sesuatu dengan buah hati lain, meningkat dan sikap
mementingkan diri sendiri kian berkurang sesudah buah hati belajar bahwa
kemurahan hati mewujudkan penerimaan sosial
4. Simpati
Si kecil tak sanggup bertingkah
simpatik hingga mereka pernah mengalami keadaan yang mirip dengan dukacita.
Mereka mengekspresikan simpati dengan berupaya membantu ataumenghibur seseorang
yang sedang bersedih.
5. Empati
Empati kesanggupan meletakkan
diri sendiri dalam posisi orang lain dan menghayati pengalaman orang hal yang
demikian. Tersebut ini cuma berkembang sekiranya buah hati bisa memahami
ekspresi wajah atau maksud diskusi orang lain.
6. Ketergantungan
Ketergantungan kepada orang lain
dalam hal bantuan, perhatian, dan beri sayang menyokong buah hati untuk
bertingkah dalam sistem yang diterima secara sosial. Si berjiwa bebas
kekurangan semangat ini.
7. Sikap ramah
Si kecil menampakkan sikap ramah
lewat kesediaan melaksanakan sesuatu untuk atau bersama buah hati/orang lain
dan dengan mengekspresikan beri sayang terhadap mereka.
8. Sikap tak mementingkan diri
sendiri
Si yang memiliki peluang dan
memperoleh dorongan untuk membagi apa yang mereka milliki dan yang tak
terus-menerus menjadi sentra perhatian keluarga, belajar memikirkan orang lain
dan bertingkah untuk orang lain dan bukannya cuma memfokuskan perhatian pada
kepentingan dan milik mereka sendiri.
9. Mencontoh
Mencontoh seseorang yang diterima
bagus oleh golongan sosial, buah hati-buah hati mengoptimalkan sifat yang
menambah penerimaan golongan kepada diri mereka.
10. Perilaku kelekatan
Landasan yang diletakkan pada
masa bayi, ialah tatkala bayi mengoptimalkan suatu kelekatan yang hangat dan
penuh cinta beri terhadap ibu atau substitusi ibu, buah hati kecil mengalihkan
pola perilaku ini terhadap buah hati/orang lain dan belajar membina pertemanan
dengan mereka.
Walaupun sebaliknya, pola
perilaku buah hati umur dini yang tak sosial ialah sebagai berikut:
1. Negativisme
Neativisme ialah konfrontasi
kepada tekanan dari pihak lain untuk bertingkah tertentu. Lazimnya hal itu
diawali pada umur dua tahun dan menempuh puncaknya antara usia 3 dan 6 tahun.
Ekspresi fisiknya mirip dengan ledakan kemarahan, tapi secara setahap demi
setahap diganti dengan penolakan verbal untuk menuruti instruksi.
2. Agresi
Agresi ialah perbuatan permusuhan
yang kongkret atau ancaman permusuhan, umumnya tak dimunculkan oleh orang lain.
Si-buah hati mungkin mengekspresikan sikap agresif mereka berupa penyerangan
secara lahiriah atau verbal kepada buah hati lain, biasanyaterhadap buah hati
yang lebih kecil.
3. Perkelahian
Perkelahian adalah konflik
anggapan yang mengandung kemarahan yang lazimnya diawali seandainya seseorang
melaksanakan penyerangan yang tak berdalih. Perkelahian berbeda dari agresi;
pertama sebab perkelahian melibatkan dua orang atau lebih padahal agresi adalah
perbuatan individu, dan kedua sebab salah seorang yang terlibat di dalam
peterngkaran memainkan peran bertahan padahal dalam agresi peran senantiasa
agresif.
4. Mengejek atau menggertak
Mengejek adalah serangan secara
verbal kepada orang lain, tapi menggertak adalah serangan yang bersifat
lahiriah.
5. Perilaku yang sok kuasa
Perilaku sok kuasa ialah
kecenderungan untuk mendominasi orang lain atau menjadi ”majikan”. Sekiranya
dibimbing secara ideal hal ini bisa menjadi sifat kepemimpinan.
6. Egosentrisme
Hampir seluruh buah hati kecil
bersifat egosentrik dalam arti bahwa mereka cenderung berdaya upaya dan
berdiskusi seputar diri mereka sendiri. Apakah kecenderungan ini akan sirna,
menetap atau berkembang kian kuat, beberapa bertumpu padakesadaran buah hati
bahwa hal itu membikin mereka tak popular dan beberapa lagi bertumpu pada kuat
lemahnya kemauan mereka untuk menjadi populer.
7. Prasangka
Landasan prasangka terwujud pada
masa kanak-kanak permulaan ialah tatkala buah hati menyadari bahwa beberapa
orang berbeda dari mereka dalam hal penampilan dan perilaku dan bahwa perbedaan
ini oleh golongan sosial dianggap sebagai pedoman kerendahan.
8. Antagonisme variasi kelamin
Dikala masa kanak-kanak usai,
banyak buah hati laki-laki ditekan oleh keluarga laki-laki dan sahabat
sepermainan untuk menghindari pergaulan dengan buah hati perempuan atau
memainkan “permainan buah hati perempuan”. Mereka juga mengenal bahwa golongan
sosial mengamati laki-laki lebih tingga derajatnya ketimbang perempuan. Padahal
demikian, pada usia ini buah hati laki-laki tidakmelakukan pembedaan kepada
buah hati perempuan, tapi menghindari mereka dan menghindari kesibukan yang
dianggap sebagai kesibukan buah hati perempuan.
Beberapa dari format perilaku
sosial yang berkembang pada masa kanak-kanak adalah landasan yang diletakkan
pada masa bayi, tapi banyak juga diantaranya yang adalah landasan baru yang
dibina oleh kekerabatan sosial dengan sahabat sepermainan di luar rumah dan hal-hal
yang ditonton dari layar kaca, maupun buku komik (Berns, 2004).
Peningkatan perilaku sosial
cenderung paling menyolok pada masa kanak-kanak permulaan. Tersebut ini
disebabkan oleh pengalaman sosial yang kian bertambah dan buah hati-buah hati
mempelajari pandangan pihak lain kepada perilaku mereka dan bagaimana pandangan
hal yang demikian memberi pengaruh tingkat penerimaan dari golongan sahabat
sepermainan (Hurlock, 1998).
Terlebih uraian pola perilaku
buah hati berdasarkan Hurlock di atas, bisa diambil ikhtisar bahwa masa
kanak-kanak permulaan (buah hati umur dini) adalah masa yang benar-benar
penting dalam mempertimbangkan perkembangan sosialisasi buah hati di kemudian
hari sehingga benar-benar perlu dipandang.
perkembangan sosialnya supaya buah hati bisa berkembang menjadi buah
hati-buah hati yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan masyarakatnya
sebab pada masa kanak-kanak permulaan peningkatan perilaku sosial benar-benar
penting dan mempertimbangkan bagaimana pola perilaku sosial buah hati di tahap
selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar